Diam itu tanpa sebab dan cerita panjang #LoyarBerkasih

Short trip to Jakarta | Photo by Azlan DuPree

Pernah tak terfikir,
kau dan aku,
duduk berbicara,
hati ke hati,
seperti saat itu.
di padang itu.

padang luas yang menjadi tempat kejadian,
kau baring di riba ku,
mengalun irama merdu dengan siulanmu,
sambil kau membaca buku kegemaranmu.
dan aku..
dan aku hanya tersenyum simpul bersama gelak tawa mu.

dan ketika itu,
aku rasakan kita adalah sepasang kekasih yang punya ikatan chemistry mengalahkan semua atom-atom yang ada.

kitalah raja.
kitalah semuanya!
kita raikan petang itu.
saat itu,

dengan segelas kasih dan beberapa keping cinta yang kita bawa bersama.

Pernah tak kau terfikir,
akan tentang saat itu,
bila bibir kita bertemu,
bertaut rapat seperti gam gajah di kedai Uncle Muthu.
Hati berdebar-debar,
jantung berdegup laju.
Macam anjing gila mengejar kita di belakang lorong itu.

Gila !
memang gila !!
Tapi entah mengapa,
aku rasa,
aku rindukan saat itu.
tolonglah, tolonglah, tolonglah.

aku rindukan kamu,
aku rindukan kamu,
aku rindukan kamu,
yang hanya, dalam khayalku.

sekeping gambar, sebuah nesan. sebuah kenangan.
Jangan lupakan aku.
aku di sini, tetap menunggu.

Tags: , , , , , , , ,


Asang bukan nama sebenar. Lelaki pasca lewat 20’an, punya wajah yang ganas lagi menggerunkan tapi selalu menulis dalam bahasa puitis yang dianggapnya sendiri, karya agung lewat “noughties”. Berjinak menulis sejak awalan usia. Giat menulis puisi sejak 2008 pasca zaman-kejatuhan-dirinya, berkisahkan kehidupan yang dilalui, dan juga dari pemerihalan pemandangan bebas yang dilakukan. Kini, bertugas didalam bidang yang jauh berbeza dari apa yang selalu disangkakan oleh pihak lain. Masih bujang dan masih single. [Asang is writing under a pseudonym due to issues relating to his nature of work]

Posted on 12 February 2012. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.

Read more articles posted by .

Read this first: LB Terms of Use

One Response to Diam itu tanpa sebab dan cerita panjang #LoyarBerkasih